Friday, July 15, 2016

Oui, Je Parle Français (2)

Pilihan untuk belajar bahasa Prancis sebenarnya adalah pilihan kedua, dan pilihan yang pertama adalah bahasa Persia. Ada satu alasan penting kenapa saya tertarik dengan bahasa yang disebut terakhir ini, yakni karena saya memiliki kecenderungan pada sejarah kebuadayaan Islam, yang tak bisa lepas kaitannya dengan peradaban Persia, dan saya juga suka membaca pemikiran-pemikiran tasawwuf-Islam yang paling banyak rupanya dikarang oleh Muslim-Muslim Persia pada abad pertengahan. Namun karena sulitnya akses untuk belajar bahasa Persia, saya lewati dulu pilihan pertama ini dan pindah ke pilihan kedua, bahasa Prancis.

Sebagaimana pada bahasa Persia sebelumnya, saya juga memburu informasi seputar kursus bahasa Prancis di Surabaya, tempat saya tinggal, yang kualitasnya baik dan harganya pun terjangkau. Saya memburu informasi mulai dari pamflet, majalah, koran, internet (google), hingga tanya ke teman-teman. Dari pencarian yang sangat melelahkan itu, akhirnya saya hanya dapat satu informasi kursus bahasa Prancis, yaitu di Institut Fançais Indonesia (IFI) Surabaya, beralamat di jalan Ratna, Ngagel. Lumayan dekat dengan tempat saya, di jalan Pabrik Kulit, Wonocolo. Sebelum tahun 2013, IFI dikenal dengan CCCL (Centre Culturele et de Coopération Linguistique), yang bertempat di jalan Darmokali. Meski pindah tempat dan berubah nama di awal tahun 2013, esensi lembaga ini tidaklah berubah. IFI merupakan lembaga di bawah naungan Kedutaan Besar Prancis di Jakarta, yang memiliki ragam program di bidang pandidikan, seni-budaya, referensi, dan banyak lagi yang saya kira sangat otoritatif untuk sekadar membuka kelas bahasa Prancis.

IFI yang berada di bawah naungan Kedutaan Besar Prancis ini, bisa ditemui di beberapa kota di selurh Indonesia, seperti Medan, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, pastinya Jakarta, dan beberapa kota lagi. IFI yang ada di Yogyakarta dikenal dengan IFI Yogyakarta, dan IFI yang ada di Surabaya dikelas dengan IFI Surabaya, dan begitu seterusnya. Meski semua lembaga IFI yang tersebar di beberapa kota tersebut masih berada dalam satu atap, dan dengan program kerja pokok yang pada umumnya sama, rupanya masing-masing IFI tersebut, dengan kreativitasnya masing-masing, membuat program tambahan sehingga masing-masing IFI memiliki distingsi.

Ada satu hal yang mengganggu saya kaitannya dengan kelas bahasa Prancis di IFI, yaitu biayanya yang, bagi saya, mahal. Ada tiga macam kelas bahasa Prancis yang dibuka IFI, yaitu kelas ekstensif, semi-intensif, intensif, dan kelas bahasa Prancis untuk anak-anak, yang semuanya dibuka dan dimulai setiap bulan per 7 Oktober 2013.

Kelas ekstensif biayanya relatif murah, sesuai dengan waktunya yang relatif pendek, yaitu 50 jam selama 12,5 minggu, dengan perincian masuk dua kali (setiap kali masuk durasinya 2 jam) dalam seminggu, dengan pilihan yang telah diatur sedemikian rupa, bisa pagi, sore, atau malamnya. Orang yang sibuk, dan ingin sekali ibelajar bahasa Prancis, di sinilah kelas yang cocok menurut saya. Banyak orang-orang yang sudah kerja, para profesional, pelajar yang setiap harinya sekolah, mengambil kelas ini karena banyak pilihan waktunya. Total biaya kursus untuk kelas ini yaitu satu juta setengah lebih sedikit, sudah termasuk kit pelajaran dan keanggotaan selama 1 tahun. Keanggotaan yang dimaksud adalah status peserta sebagai anggota IFI dan berhak mengakses dan meminjam buku-buku dan koleksi audio visual (semuanya dalam bahasa Prancis) secara gratis, serta kesempatan untuk bertanya secara lebih detail dengan informasi pendidikan Prancis di pojok Campus France.

Kelas semi-intensif lebih padat ketimbang kelas ekstensif, tapi tak sepadat kelas intensif. Kelas intensif durasinya 100 jam dalam 100 minggu, masuk setiap hari yaitu Senin sampai Jum’at, dengan pilihan waktu yang lebih sedikit. Biaya untuk kelas ini dua juta lebih sedikit. Kelas selanjutnya adalah intensif, kelasnya orang-orang yang benar-benar ingin belajar bahasa prancis dengan cepat. Masuk setiap hari senin sampai jumat dengan satu-satunya pilihan waktu yang mesti dipilih. Kelas ini sangat padat, 150 jam dalam 7,5 minggu, dengan biaya yang lebih mahal, bahkan paling mahal di antara kelas-kelas yang lain, yaitu tiga juta lebih sedikit. Kelas terakhir yaitu kelas bahasa oprancis untuk anak-anak, 30 jam dalam 15 minggu, masuk satu kali seminggu, tepatnya hari kamis, dengan biasa yang relatif murah, dan paling murah di antara kelas-kelas yang lain. Semua peserta yang mendaftar, untuk semua kelas, mendapat kit pelajaran dan keanggotaan selama 1 tahun sebagaimana telah disebutkan di atas. Pendaftaran dan pembayaran kursus paling lambat satu minggu sebelum kursus dimulai.

Setelah sedikit banyak tahu informasi tentang kursus bahasa Prancis di IFI, termasuk biayanya yang, sekali lagi menurut saya, mahal, saya tidak bisa langsung mendaftar. Saya berharap adalah lembaga kursus bahasa Prancis di Surabaya, atau di mana saja di kota-kota Jawa Timur, yang biayanya relatif bisa dijangkau. Saya meneruskan perburuan informasi di internet dan dari teman-teman dan saudara. Untuk yang kedua kalinya, yang saya dapatkan hanya kelas bahasa Prancis di IFI Surabaya, “dunia ini sungguh sempit”, ujar saya dalam hati waktu itu. Bahkan ada yang bilang, di surabaya, kelas bahasa Prancis di IFI adalah yang paling baik dan paling murah. Saya belum mantap.

Saya selalu berharap ada lembaga-lembaga kursus bahasa asing yang murah seperti lembaga kursus bahasa Inggris di Pare, Kediri. Di surabaya, lebih-lebih di lembaga-lembaga profesional seperti IFI, semua orang dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah tahu, memang mahal. Taruhlah English First (EF), lembaga ini memang profesional, dengan SDM yang memadai, fasilitas yang baik, dan tingkat keberhasilan di atas 50 %. Tapi di Kediri sana, Pare, tepatnya di desa Tulungrejo dan Palem, berjibun lembaga kursus bahasa Inggris, dengan sistem yang masih sederhana, tapi tingkat keberhasilannya juga lumayan tinggi. Pare, sampai detik ini, masih menjadi tempat tujuan (recommended point) untuk urusan belajar bahasa Inggris. Meski dengan sistem yang sederhana dan fasilitas seadanya, tapi kualitasnya tidak kalah dari lembaga-lembaga di tempat lain yang profesional dan mahal. Nah,dalam kasus bahasa Prancis ini, saya mencari lembaga-lembaga kursus seperti di Pare, yang murah dengan kualitas yang tidak bisa diremehkan. Ya, barang kali ada.

Namun, sementara waktu terus berjalan, saya tidak kunjung menemukan “Pare”-nya bahasa Prancis. Karena pilihan yang telah bulat untuk belajar bahasa Prancis, saya pun memandang IFI, mengumpulkan uang, dan menggali informasi lebih tentang kursus bahasa Prancis di IFI Surabaya, bahkan untuk kepentingan informasi ini, di suatu siang yang panas, yang mendatangi langsung sekretariat IFI di jalan Ratna itu. Bonjour!

No comments:

Post a Comment